Kamis, 09 Februari 2012

Kisah Nyata Seorang Sahabat

LUKA ITU SUNGGUH SAKIT
(Percakapan Hati Dua Sahabat)


Sapaan seorang sahabat,

Setelah memposting renungan tentang Herodias yang karena iri dan dendamnya kepada Yohanes Pembaptis tega menodai kepolosan jiwa sang putrinya dengan permintaannya untuk mendapatkan kepala Yohanes Pembaptis sebagai renungan pagi beberapa hari yang lau, seorang sahabat mengirimkan sharingnya kepadaku seperti yang tertulis dalam tulisan yang Anda sedang baca ini.

Atas izinnya, aku mengcopy paste saja pembicaraan singkat kami agar menjadi pelajaran bagi para orang tua sekalian untuk berhati-hati dalam mendidik dan menjaga anak-anak yang yang dititipkan Tuhan kepadamu. Penyesalan memang berguna tapi tidak akan mampu mengubah sesuatu yang pernah terjadi di masa lampau. Apa yang bisa kita perbuat adalah belajar dari pengalaman masa lampau agar menjadikan masa depan lebih baik, atau setidak-tidaknya pengalaman masa lampau tidak akan terulang kembali di masa depan dalam bentuk apapun.


Sahabatku :

Romo yang terkasih ...Selamat pagi.

Salam dalam damai Tuhan Yesus dan Bunda Maria ...

Membaca renungan Romo pagi ini ...sungguh membuat hatiku menangis ...

Bagaimana tidak Romo ...

Lebih satu bulan yang lalu anakku yang terkasih mengalami pelecehan seksual ... dari suami orang yang kuanggap sebagai wakil seorang ibu ... tempat aku menitipkan mereka saat aku bekerja ...hingga kini aku masih tidak bisa memaafkan diriku ...
Seandainya hari itu aku memilih tidak berangkat bekerja ...
hal itu tidak akan terjadi ...
Seandainya aku tidak menitipkan si kecil di situ ...hal itu tidak akan terjadi ...
Seandainya aku bisa pulang lebih cepat ... hal itu tidak akan terjadi ...
Seandainya ... seandainya ...sebuah penyesalan yang tak berbatas dan bertepi, romo…

Dan aku tentu saja belum bisa memaafkan dia yang melakukan hal itu ...
Seandainya bisa ... aku akan menuntutnya lewat jalur hukum .. tapi aku tidak lakukan karena menghormati istrinya yang begitu penuh kasih kepada anak-anakku ... dan aku telah memilih jalan damai ...
Seandainya bisa ... pada waktu itu aku harusnya memukulnya ... atau meludahinya ... atau membunuhnya ... karena apa yang telah dia lakukan kepada si kecilku ...

Ah, romo ... sakit sekali di dada ini ...
hanya 1 bulan pelaku itu menghilang dari hadapanku ... namun kini ia sudah kembali ke rumahnya dan sangat sangat membuat sakit mataku ....

Semoga Tuhan berkenan mengirimkan malaikat-Nya untuk menahanku dari rasa marah dan dendam yang menggerogoti hati dan pikiranku saat ini...

Segala sumpah serampah ... pandangan mata yang menghakimi ... dariku ... kadang lupa kulakukan ... di depan mata si kecilku ...

Aku sebenarnya tidak ingin melakukan itu ...
Aku tahu Tuhan pasti sedih atas apa yang dialami si kecilku ...
dan kuyakin Tuhan juga sedih atas apa yang kurasakan ...
namun aku tak kuasa membendung rasa benci itu ...
aku tak ingin si kecil ikut merasakan benciku ...

Tolonglah aku Romo ...doakanlah aku ...

Dari aku yang sangat berdosa ini ...


Aku:

Saudaraku,
Aku ikut prihatin dengan keadaanmu terutama si kecil yang tidak berdosa itu, yang harus menanggung beban itu seumur hidupnya.

Pengampunanmu adalah obat untuk luka2mu saudaraku...walaupun ini yang harus Anda sadari bahwa luka itu tidak bisa sembuh total, bahkan mungkin engkau bawa sampai mati...

Karena itu, apa yang harus Anda perbuat adalah mendoakannya setiap saat...mohon Tuhan mengambil alih semua deritamu dan berjuang untuk menjadikan si kecil dan hidupnya menjadi bahagia kelak...

Mungkin itu yang bisa Anda buat saat ini, karena sesungguhnya kita tak pernah bisa kembali mengubah sesuatu yang pernah terjadi di masa lampau...

Mari kita berdoa bersama semoga semuanya menjadi indah di mata Tuhan.....
Kepasrahan dan pengampunanmu adalah hukuman bagi si pelaku....dalam konteks ini Tuhan tahu yang terbaik untuk si pelaku dan si kecilmu.

Saudaraku yang terkasih....

Kalau tidak keberatan, bolehkah aku membuat sharingmu menjadi sebuah tulisan....tentunya sebelum posting aku akan memintamu untuk mengoreksi....
Tapi kalau rasa berat maka tidak apa2....
Saya hanya berpikir bahwa kisahmu akan menjadi pelajaran berharga bagi teman-teman lain untuk menjaga anak2 mereka.

Sahabatku:

Tidak apa-apa Romo ....
Bukankah Tuhan akan membuat hal yang paling buruk pun
menjadi sebuah kebaikan ...
Terima kasih atas suport Romo padaku ...

Aku:
Terima kasih atas izinnya....nantikan saja tulisannya....dan pastikan bahwa Tuhan akan menyapa banyak orang dengan kisah ini.

Hari ini, sahabatku memberi izin, sehingga tulisan itu bisa Anda baca saat ini. Aku kemudian menulis catatan terakhir sebagai ungkapan terima kasihku kepadanya sebagai berikut:

Kembali kasih saudaraku.....Percayalah bahwa engkau tidak pernah terlambat untuk membuat sesuatu yang indah bagi sang kecilmu....Apa yang kurang darimu tapi ketika engkau melakukannya dengan tulus, maka pasti akan disempurnakan oleh Dia, Sang Pemilik sesungguhnya dari si kecil.


Teman-teman yang terkasih,

Bila memang orang lain percaya kepadamu, menjadikanmu sebagai pagar atas tanaman mereka, maka tolong jangan Anda merusak dan mematikan tanaman yang ada di dalam lindunganmu. Mungkin sang pemilik di dunia ini tidak bisa membalas perbuatanmu, tapi Dia, dan hanya Dia yang di atas tidak pernah menutup mata dan telinga-Nya terhadap jeritan si kecil yang meratap pilu hari-hari hidupnya mulai dari saat ini, sama seperti Ia pernah mendengarkan jeritan jiwa si Habel dalam cerita penciptaan.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabatnya,

***Duc in Altum***


Source : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10150771129254638&set=a.99350589637.111403.91119074637&type=1 (Gereja Katolik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar