Minggu, 04 Desember 2011
IMAN atau RASIO?
IMAN atau RASIO? Ada dua ekstrim yang harus dihindari: Fideisme dan Rationalisme.
Fideisme mengagungkan iman dan menganggap akal budi menghalangi karya Tuhan. Fiedeisme yaitu iman tanpa akal budi menjadikan manusia tidak manusiawi, contohnya adalah teroris, fundamentalisme agama.
Rationalisme
mengagungkan akal budi dan menganggap iman tidak rasional karena tidak
dapat diukur, menyebabkan ateisme. Rationalisme dalam Gereja menyebabkan
ketidak percayaan terhadap mukjizat2x dalam Kitab Suci, dan tidak
percaya adanya setan.
Roh
manusia diibaratkan memiliki dua sayap, iman akal budi yang memampukan
roh manusia terbang mencapai kontemplasi dalam kebenaran.
Iman
dan akal Budi tidaklah bertentangan. Kita harus mendudukkan pada
posisinya masing-masing. Ada pengetahuan yang tidak bisa dicapai akal
budi manusia kecuali bila diberitahukan/diwahyukan Allah seperti misteri
kesalamatan manusia oleh Yesus Kristus. Namun akal budi akan berusaha
untuk mengerti apa yang diimaninya. Iman berusaha untuk memahami (St.
Anselmus).
Dengan memahami imannya, manusia beriman akan mencapai iman yang lebih besar dan pada gillirannya akan melahirkan cinta yang besar yang menjiwai imannya. Hingga akhirnya manusia dapat mengenal kebenaran seluruh wahyu Allah, artinya, mengenal keseluruhan rencana Allah dan misteri iman, demikian juga hubungannya antara yang satu dengan yang lain dan dengan Kristus, pusat misteri yang diwahyukan.
Dengan memahami imannya, manusia beriman akan mencapai iman yang lebih besar dan pada gillirannya akan melahirkan cinta yang besar yang menjiwai imannya. Hingga akhirnya manusia dapat mengenal kebenaran seluruh wahyu Allah, artinya, mengenal keseluruhan rencana Allah dan misteri iman, demikian juga hubungannya antara yang satu dengan yang lain dan dengan Kristus, pusat misteri yang diwahyukan.
by Iman Katolik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar